Apakah Tether dapat mempertahankan posisi dominannya di bawah undang-undang stablecoin baru di AS?

Senat Amerika Serikat akan segera melakukan tinjauan akhir terhadap "Undang-Undang Pedoman dan Pendirian Inovasi Stabilcoin Nasional Amerika 2025" ( yang disingkat undang-undang GENIUS ), yang dapat memberikan tantangan bagi penerbit stabilcoin terbesar di dunia, Tether. Undang-undang ini adalah undang-undang pertama di bidang cryptocurrency yang memasuki proses legislasi federal Amerika Serikat, yang akan menetapkan kerangka regulasi untuk pasar stabilcoin.

Para analis percaya bahwa model operasi Tether saat ini sulit untuk memenuhi persyaratan regulasi dari undang-undang tersebut. Menurut draf, penerbit stablecoin asing yang ingin memasuki pasar AS harus memenuhi syarat yang ketat: menerima pengawasan asing yang setara dengan standar AS, mendaftar di Otoritas Pengawas Mata Uang AS, dan memiliki cadangan yang cukup di dalam negeri AS. Selain itu, undang-undang tersebut juga menetapkan standar tinggi untuk pengelolaan cadangan, pengungkapan informasi, dan kepatuhan terhadap anti pencucian uang.

Menghadapi situasi ini, Tether mungkin perlu memilih antara menyesuaikan model bisnis untuk mematuhi peraturan baru di AS dan fokus pada pasar luar negeri. Sebagai salah satu perusahaan dengan profitabilitas tertinggi di dunia, Tether mungkin akan terus memfokuskan perhatian pada pasar yang sedang berkembang. Perusahaan baru-baru ini telah memindahkan kantornya ke El Salvador, yang memiliki kebijakan cryptocurrency yang relatif longgar.

Namun, undang-undang tersebut juga memberikan menteri keuangan AS kewenangan yang lebih besar, termasuk menilai sistem regulasi negara lain dan memutuskan apakah akan memberikan pengecualian regulasi kepada perusahaan tertentu. Ini mungkin memberikan ruang bagi Tether untuk beroperasi. Para kritikus menunjukkan bahwa ada celah dalam undang-undang yang mungkin memungkinkan stablecoin asing yang tidak diatur beredar melalui platform terdesentralisasi AS.

CEO Tether, Paolo Ardoino, baru-baru ini menyatakan bahwa perusahaan mungkin tidak akan secara langsung membawa USDT ke pasar AS, melainkan mempertimbangkan untuk menerbitkan stablecoin baru melalui cabang lokal yang sepenuhnya diatur oleh AS. Ini menunjukkan bahwa Tether sedang mempertimbangkan berbagai pilihan strategi.

Sementara itu, perusahaan domestik AS Circle dan USDC-nya sedang berusaha merebut pangsa pasar Tether. Jika investor institusi dan perusahaan keuangan tradisional mulai memasuki bidang aset digital secara besar-besaran, sementara Tether terus berada di luar sistem keuangan AS, mereka mungkin akan kehilangan peluang untuk berkembang.

Meskipun versi akhir dan pedoman pelaksanaan undang-undang GENIUS belum ditentukan, itu pasti akan membentuk kembali lanskap industri stablecoin. Apakah Tether dapat mempertahankan dominasi global di bawah lingkungan regulasi yang baru, patut diperhatikan.