Krisis Bank Sentral Jepang dan Respons Amerika

Ketika ekonomi sedang lesu dan pemilihan semakin dekat, para politisi biasanya akan menggunakan cara mencetak uang dan memanipulasi kenaikan harga. Sebagai calon presiden Amerika Serikat, Kamala Harris menghadapi tantangan untuk menghadapi kemungkinan krisis keuangan global.

Perdagangan arbitrase yen yang dilakukan oleh perusahaan Jepang dalam jangka panjang dapat memicu krisis keuangan global. Perdagangan ini memanfaatkan kebijakan moneter longgar Bank Sentral Jepang, meminjam yen dengan suku bunga rendah, dan membeli aset asing dengan imbal hasil tinggi. Saat ini, skala perdagangan ini sangat besar, setara dengan 505% dari PDB Jepang.

Masalah terbesar yang dihadapi Bank Sentral Jepang adalah bagaimana keluar dari transaksi ini dengan teratur. Penutupan yang tidak teratur dapat menyebabkan yen Jepang menguat secara signifikan, dan pasar saham global jatuh. Misalnya, jika dolar AS terhadap yen Jepang naik menjadi 100, ini dapat menyebabkan indeks Nasdaq jatuh sekitar 12,600 poin.

Ekonomi Amerika sangat bergantung pada jenis perdagangan arbitrase oleh perusahaan Jepang ini. Jika perdagangan berakhir, keuangan pemerintah Amerika mungkin akan terpuruk. Oleh karena itu, pemerintah Amerika mungkin akan mengambil tindakan untuk melakukan penyelamatan.

Salah satu kemungkinan rencana penyelamatan adalah menggunakan pertukaran mata uang Bank Sentral (CSWAP). Federal Reserve dapat menyediakan dolar AS kepada Bank Sentral Jepang, dan Bank Sentral Jepang menggunakan dolar tersebut untuk membeli aset perusahaan Jepang di AS. Dengan cara ini, dapat membantu perusahaan Jepang keluar dari perdagangan arbitrase tanpa mempengaruhi pasar AS.

Bagi investor cryptocurrency, situasi saat ini menghadirkan dua kekuatan yang bertentangan: faktor positif dari injeksi likuiditas oleh Departemen Keuangan AS, dan faktor negatif dari penguatan yen yang menyebabkan penjualan aset global. Investor perlu memperhatikan hubungan antara Bitcoin dan kurs dolar AS/yen Jepang untuk menilai arah pasar.

Secara keseluruhan, arah kebijakan Bank Sentral Jepang akan menjadi kunci. Jika tetap berpegang pada pengetatan kebijakan, perdagangan arbitrase akan terus ditutup, yang mungkin memicu gejolak pasar yang lebih besar. Investor perlu berhati-hati dalam menggunakan leverage dan memperhatikan perubahan pasar dengan seksama.